RIZAL FATAHILLAH
39114576
2DB01
1. Penyanderaan 10 WNI oleh Abu Sayyaf, buat
kronologis beserta tanggal dari tanggalnya:
Akhir-akhir ini Indonesia
dikejutkan oleh suatu masalah tentang penculikan 10 Warga Negara Indonesia yang
akan berlayar menggunakan kapal Tunda Brahma 12 dan kapal Tongkang Anand 12 yang
membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal. Berikut Kronologi-nya:
- Tanggal 26 Maret 2016
Tepat pada
tanggal ini dua kapal yang berasal dari Indonesia yakni Tunda Brahma 12 dan
Tongkang Anand 12 dibajak oleh sekelompok orang yang dipimpin oleh Abu Sayyaf.
Kedua kapal tersebut dibajak oleh Abu Sayyaf ketika sedang berlayar dari Sungai Putting, Kalimantan Selatan menuju ke Batangas,
Filipina Selatan.
- Tanggal 29 Maret 2016
Pada tanggal
29 maret Presiden Republik Indonesia yakni Joko Widodo memberikan perintah
kepada Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia) Jendral Badrodin Haiti
dan Panglima TNI Nurmantyo untuk melacak jejak para penyandra dan ke-10 WNI
yang disandera. TNI pun sudah menyiapkan 3 pasukan Elite yang benar-benar
memiliki kemampuan khusus.
- Tanggal 31 Maret 2016
Pada
tanggal 31 Maret ini Angkatan Bersenjata Filipina meyakini bahwa tawanan yang
disandera oleh kelompok Abu Sayyaf ini masih bisa mereka tangani sendiri, jadi bantuan
pasukkan militer yang sudah ditawarkan oleh Indonesia tidak diterima atau
ditolak secara halus. Dikarenakan pasukkan militer Filipina mempunyai prinsip
tersendiri, jadi agak susah mengizinkan orang pasukan asing ikut campur tangan
dalam pembebasan sandera tersebut.
- Tanggal 8 April 2016
Pada
tanggal ini Umar Patek alias Hisyam bin Alizen yang diduga asisten koordinator
lapangan pada saat Bom Bali pertama pada tahun 2002 , Dia siap membantu
pemerintah untuk membebaskan sandera ke-10 WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf.
- Tanggal 10 April 2016
Pada saat
pasukan Filipina sedang melaksanakan operasi pembebasan sandera di Pulau Jojo, Basilan,
tiba-tiba saat diperjalanan mereka di sergap. Dan dalam kejadian ini 18 pasukan
Filipina tewas.
- Tanggal 12 April 2016
Kalahnya pasukan militer Filipina
pada operasi pembebasan awal akhir pekan
lalu tidak mnggoyahkan semangat para pasukan, melainkan pasukkan militer Filipina kembali menggelar
operasi penyergapan lanjutan selama 10 jam pada hari berikutnya sepanjang
Minggu 10 April hingga Senin 11 April dini hari, di lokasi yang sama. Berkat
operasi lanjutan itu dapat dipastikan 13 militan tewas.
- Tanggal 15 April 2016
Pada
hari ini, Sekali lagi kapal yang berbendera Indonesia telah dibajak kembali di
perairan perbatasan Malaysia-Filipina. Kapal yang dibajak ialah kapal Tunda TB
Henry dan kapal Tongkang Cristi, kapal tersebut dalam perjalan kembali dari
Cebu, Filipina menuju Tarakan, dan Kapal membawa 10 ABK WNI.
Kali
ini 5 orang ABK berhasil selamat, tetapi 1 orang ABK tewas tertembak dan 4 lagi
diculik oleh kelompok tersebut.
- Tanggal 26 April 2016
Ancaman
yang diberikan oleh Abu Sayyaf akhir pekan lalu berupa mengeksekusi tiga
sandera asing dan satu warga Filipina benar-benar dilakukan. Korban pertama
yaitu John Risdel (68) asal Kanada. Militer Filipina menemukan kepalanya di
pulau kosong kawasan Jolo.
- Tanggal 29 April 2016
Hari
ini militer Filipina mengerahkan pesawat tempur untuk membombardir titik titik
di pedalaman pulau Jolo yang dimana tempat tersebut di duga markas Abu Sayyaf.
Wong Teck salah satu warga negara Malaysia mengaku dipaksa lari
berpindah-pindah tempat nyaris setiap beberapa jam sekali oleh para penculik.
Brigadir
Jendral Alan Arrojado yang selama delapan bulan memimpin pasukan Brigade 501
Provinsi Sulu dicopot. Dikarenakan, dia bersitegang melawan atasannya, Mayor Jenderal Gerrardo Barrientos. Dia tidak
sependapat dengan strategi militan, terkait operasi pembebasan sandera.
- Tanggal 1 Mei 2016
Pada
hari ini terdapat kabar gembira untuk Indonesia yakni 10 ABK WNI yang
sebelumnya di culik oleh Abu Sayyaf, dibebaskan. Mereka dibebaskan di daerah
Sulu pada minggu siang. Polisi wilayah Provinsi Sulu, Wilferdo Cayat yang
mongkonfimasi perihal pembebasan ini.
Presiden
Republik Indonesia yakni Joko Widodo memastikan bahwa 10 ABK WNI akan tiba di
Lanud Halim Perdanakusuma tengah malam. Namun sayangnya, 4 ABK WNI masih
disandera sampai saat ini.
2. Strategi Negara Dalam Mengatasi Masalah Penyanderaan
10 WNI Oleh Abu Sayyaf :
- Jalur Militer:
Indonesia
telah menyiapkan pasukan khusus dengan 500 personil dari setiap matra di
Tarakan, Kalimantan Utara. Namun Konstitusi Filipina tidak mengizinkan militer
asing masuk wilayahnya tanpa ada perjanjian, sehingga pasukan militer Indonesia
tidak mendapat izin untuk masuk melakukan operasi penyelamatan. Indonesia hanya
diijinkan melakukan asistensi lewat perwira pasukan khusus.
Upaya
penyelamatan sandera Abu Sayyaf memengaruhi kredibilitas Filipina di dunia
internasional, negara tersebut meminta Indonesia mempercayakan persoalan ini
kepada pihaknya.
- Jalur Politik :
Pemerintah
Filipina beranggapan pembajakan ini merupakan upaya pengalihan yang dilakukan
simpatisan Abu Sayyaf, karena kelompok tersebut telah terdesak. Sejalan dengan
Indonesia, Filipina menolak tegas negosiasi atau membayar tebusan demi
membebaskan sandera. Menteri Luar Negeri Retno telah datang ke Filipina.
Pemerintah
Indonesia terus memaksimalkan lobi, baik formal maupun informal, agar ada jalan
keluar terbaik. Secara resmi kedua negara terus berkoordinasi untuk mencari
opsi terbaik bagi pembebasan sandera. Selain dengan Filipina, Menlu Retno juga
membuka komunikasi dengan Malaysia. Indonesia meminta kerja sama dengan
Malaysia jika sewaktu-waktu diperlukan dan Pemerintah Malaysia menyatakan
kesanggupan untuk bekerja sama jika ada perubahan situasi yang memerlukan
bantuan dari Indonesia.
Di lain sisi,
pendekatan informal juga harus lebih diperkuat. Secara informal Pemerintah
perlu mengoptimalkan pendekatan kemanusiaan sebagai sesama muslim dengan
mengerahkan tokoh-tokoh agama, kekerabatan melalui jalur historis tradisional
bekas Kesultanan Sulu dan jalur informal lainnya yang memungkinkan.
Kunci
pembebasan sandera ada di tangan para negosiator sehingga komunikasi sebaiknya
dibuat satu pintu. Keluarga korban, perusahaan pemilik kapal, dan pihak-pihak
terkait lainnya dilarang berkomunikasi langsung dengan penyandera. Alasannya,
mereka akan mudah diintimidasi dan dipengaruhi sehingga menguatkan posisi
penyandera.
3. Pendapat Anda jika terjadi kejadian yang sama lagi di waktu yang akan datang, apa yang harus dilakukan pihak negara kita :
Pendapat saya Jika terjadi kejadian penyanderaan WNI oleh kelompok radikal menurut saya tentu saja TNI tidak dapat tinggal diam jikalau ada warga negaranya menjadi korban penyaderaan. TNI dan pemerintah harus sigap untuk menyelamatkan para korban dari kelompok radikal itu, meskipun mungkin tidak dalam cakupan wilayah Indonesia.
Pasukan Militer Indonesia harus siap menangani para kelompok radikal. Pasukan Militer Indonesia pun harus mempunyai strategi yang bagus agar tidak mengambil keputusan yang salah, serta mempunyai pasukan elite dan pasukan khusus yang sudah sangat terlatih dalam masalah ini. Dan seharusnya kesiapan ini tidak hanya di bagian Pasukan Militer Indonesia saja.
Pemerintah pun harus sigap menangani masalah seperti ini. Pemerintah sebaiknya memper-erat hubungan antar Negara ASEAN, guna untuk jika masalah ini terjadi lagi di wiliyah luar Indonesia, kita bisa berkoordinasi dengan negara tersebut tentang situasi yang sedang terjadi, agar mempercepat menyelesaikan masalah tersebut.
Misi pembebasan harus segera dilakukan oleh pemerintah, karena kasihan para sandera. Jika ditunda-tunda untuk melakukan pembebasan, mungkin mereka dibunuh atau diperbudak oleh kelompok radikal tersebut. Dan juga, para sandera tidak mendapati makanan dan tempat yang layak. Bisa jadi mereka mengalami trauma berat.
Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi, menurut saya setiap orang yang ingin berdagang atau membawa muatan atau apalah itu yang mengarah keluar wilayah Indonesia, sebaiknya dijaga oleh Pasukan Militer Indonesia boleh itu TNI, Kopassus dan yang lain-lain Atau orang yang ingin berlayar keluar wilayah Indonesia dibekali senjata yang sewajarnya. Karena menurut saya, jika itu tidak dilakukan memungkinkan untuk para bajak laut / kelompok radikal akan melancarkan aksinya.
Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-lengkap-10-wni-disandera-hingga-dibebaskan-abu-sayyaf.html
0 komentar:
Posting Komentar