Rabu, 01 Juni 2016



RIZAL FATAHILLAH

39114576

2DB01

Penyanderaan 10 WNI oleh kelompok Abu Sayyaf








1. Penyanderaan 10 WNI oleh Abu Sayyaf, buat kronologis beserta tanggal dari tanggalnya:

Akhir-akhir ini Indonesia dikejutkan oleh suatu masalah tentang penculikan 10 Warga Negara Indonesia yang akan berlayar menggunakan kapal Tunda Brahma 12 dan kapal Tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batubara dan 10 orang awak kapal. Berikut Kronologi-nya:


  • Tanggal 26 Maret 2016

                Tepat pada tanggal ini dua kapal yang berasal dari Indonesia yakni Tunda Brahma 12 dan Tongkang Anand 12 dibajak oleh sekelompok orang yang dipimpin oleh Abu Sayyaf. Kedua kapal tersebut dibajak oleh Abu Sayyaf ketika  sedang berlayar dari Sungai Putting,  Kalimantan Selatan menuju ke Batangas, Filipina Selatan.


  • Tanggal 29 Maret 2016

                Pada tanggal 29 maret Presiden Republik Indonesia yakni Joko Widodo memberikan perintah kepada Kapolri (Kepala Kepolisian Republik Indonesia) Jendral Badrodin Haiti dan Panglima TNI Nurmantyo untuk melacak jejak para penyandra dan ke-10 WNI yang disandera. TNI pun sudah menyiapkan 3 pasukan Elite yang benar-benar memiliki kemampuan khusus.


  • Tanggal 31 Maret 2016

                Pada tanggal 31 Maret ini Angkatan Bersenjata Filipina meyakini bahwa tawanan yang disandera oleh kelompok Abu Sayyaf ini masih bisa mereka tangani sendiri, jadi bantuan pasukkan militer yang sudah ditawarkan oleh Indonesia tidak diterima atau ditolak secara halus. Dikarenakan pasukkan militer Filipina mempunyai prinsip tersendiri, jadi agak susah mengizinkan orang pasukan asing ikut campur tangan dalam pembebasan sandera tersebut.


  • Tanggal 8 April 2016

                Pada tanggal ini Umar Patek alias Hisyam bin Alizen yang diduga asisten koordinator lapangan pada saat Bom Bali pertama pada tahun 2002 , Dia siap membantu pemerintah untuk membebaskan sandera ke-10 WNI yang disandera oleh Abu Sayyaf.


  • Tanggal 10 April 2016

                Pada saat pasukan Filipina sedang melaksanakan operasi pembebasan sandera di Pulau Jojo, Basilan, tiba-tiba saat diperjalanan mereka di sergap. Dan dalam kejadian ini 18 pasukan Filipina tewas.


  • Tanggal 12 April 2016

Kalahnya pasukan militer Filipina pada operasi pembebasan awal  akhir pekan lalu tidak mnggoyahkan semangat para pasukan, melainkan  pasukkan militer Filipina kembali menggelar operasi penyergapan lanjutan selama 10 jam pada hari berikutnya sepanjang Minggu 10 April hingga Senin 11 April dini hari, di lokasi yang sama. Berkat operasi lanjutan itu dapat dipastikan 13 militan tewas.


  • Tanggal 15 April 2016

                Pada hari ini, Sekali lagi kapal yang berbendera Indonesia telah dibajak kembali di perairan perbatasan Malaysia-Filipina. Kapal yang dibajak ialah kapal Tunda TB Henry dan kapal Tongkang Cristi, kapal tersebut dalam perjalan kembali dari Cebu, Filipina menuju Tarakan, dan Kapal membawa 10 ABK WNI.

                Kali ini 5 orang ABK berhasil selamat, tetapi 1 orang ABK tewas tertembak dan 4 lagi diculik oleh kelompok tersebut.


  • Tanggal 26 April 2016

                Ancaman yang diberikan oleh Abu Sayyaf akhir pekan lalu berupa mengeksekusi tiga sandera asing dan satu warga Filipina benar-benar dilakukan. Korban pertama yaitu John Risdel (68) asal Kanada. Militer Filipina menemukan kepalanya di pulau kosong kawasan Jolo.


  • Tanggal 29 April 2016

                Hari ini militer Filipina mengerahkan pesawat tempur untuk membombardir titik titik di pedalaman pulau Jolo yang dimana tempat tersebut di duga markas Abu Sayyaf. Wong Teck salah satu warga negara Malaysia mengaku dipaksa lari berpindah-pindah tempat nyaris setiap beberapa jam sekali oleh para penculik.

                Brigadir Jendral Alan Arrojado yang selama delapan bulan memimpin pasukan Brigade 501 Provinsi Sulu dicopot. Dikarenakan, dia bersitegang melawan atasannya, Mayor Jenderal Gerrardo Barrientos. Dia tidak sependapat dengan strategi militan, terkait operasi pembebasan sandera.


  • Tanggal 1 Mei 2016

                Pada hari ini terdapat kabar gembira untuk Indonesia yakni 10 ABK WNI yang sebelumnya di culik oleh Abu Sayyaf, dibebaskan. Mereka dibebaskan di daerah Sulu pada minggu siang. Polisi wilayah Provinsi Sulu, Wilferdo Cayat yang mongkonfimasi perihal pembebasan ini.

                Presiden Republik Indonesia yakni Joko Widodo memastikan bahwa 10 ABK WNI akan tiba di Lanud Halim Perdanakusuma tengah malam. Namun sayangnya, 4 ABK WNI masih disandera sampai saat ini.





2. Strategi Negara Dalam Mengatasi Masalah Penyanderaan 10 WNI Oleh Abu Sayyaf :


  • Jalur Militer:


Indonesia telah menyiapkan pasukan khusus dengan 500 personil dari setiap matra di Tarakan, Kalimantan Utara. Namun Konstitusi Filipina tidak mengizinkan militer asing masuk wilayahnya tanpa ada perjanjian, sehingga pasukan militer Indonesia tidak mendapat izin untuk masuk melakukan operasi penyelamatan. Indonesia hanya diijinkan melakukan asistensi lewat perwira pasukan khusus. 

Upaya penyelamatan sandera Abu Sayyaf memengaruhi kredibilitas Filipina di dunia internasional, negara tersebut meminta Indonesia mempercayakan persoalan ini kepada pihaknya.


  • Jalur Politik :


Pemerintah Filipina beranggapan pembajakan ini merupakan upaya pengalihan yang dilakukan simpatisan Abu Sayyaf, karena kelompok tersebut telah terdesak. Sejalan dengan Indonesia, Filipina menolak tegas negosiasi atau membayar tebusan demi membebaskan sandera. Menteri Luar Negeri Retno telah datang ke Filipina. 

Pemerintah Indonesia terus memaksimalkan lobi, baik formal maupun informal, agar ada jalan keluar terbaik. Secara resmi kedua negara terus berkoordinasi untuk mencari opsi terbaik bagi pembebasan sandera. Selain dengan Filipina, Menlu Retno juga membuka komunikasi dengan Malaysia. Indonesia meminta kerja sama dengan Malaysia jika sewaktu-waktu diperlukan dan Pemerintah Malaysia menyatakan kesanggupan untuk bekerja sama jika ada perubahan situasi yang memerlukan bantuan dari Indonesia. 

Di lain sisi, pendekatan informal juga harus lebih diperkuat. Secara informal Pemerintah perlu mengoptimalkan pendekatan kemanusiaan sebagai sesama muslim dengan mengerahkan tokoh-tokoh agama, kekerabatan melalui jalur historis tradisional bekas Kesultanan Sulu dan jalur informal lainnya yang memungkinkan.

Kunci pembebasan sandera ada di tangan para negosiator sehingga komunikasi sebaiknya dibuat satu pintu. Keluarga korban, perusahaan pemilik kapal, dan pihak-pihak terkait lainnya dilarang berkomunikasi langsung dengan penyandera. Alasannya, mereka akan mudah diintimidasi dan dipengaruhi sehingga menguatkan posisi penyandera.


3. Pendapat Anda jika terjadi kejadian yang sama lagi di waktu yang akan datang, apa yang harus dilakukan pihak negara kita :

                Pendapat saya Jika terjadi kejadian penyanderaan WNI oleh kelompok radikal menurut saya tentu saja TNI tidak dapat tinggal diam jikalau ada warga negaranya menjadi korban penyaderaan. TNI dan pemerintah harus sigap untuk menyelamatkan para korban dari kelompok radikal itu, meskipun mungkin tidak dalam cakupan wilayah Indonesia.

                Pasukan Militer Indonesia harus siap menangani para kelompok radikal. Pasukan Militer Indonesia pun harus mempunyai strategi yang bagus agar tidak mengambil keputusan yang salah, serta mempunyai pasukan elite dan pasukan khusus yang sudah sangat terlatih dalam masalah ini.  Dan seharusnya kesiapan ini tidak hanya di bagian Pasukan Militer Indonesia saja.

                Pemerintah pun harus sigap menangani masalah seperti ini. Pemerintah sebaiknya memper-erat hubungan antar Negara ASEAN, guna untuk jika masalah ini terjadi lagi di wiliyah luar Indonesia, kita bisa berkoordinasi dengan negara tersebut tentang situasi yang sedang terjadi, agar mempercepat menyelesaikan masalah tersebut.

                Misi pembebasan harus segera dilakukan oleh pemerintah, karena kasihan para sandera. Jika ditunda-tunda untuk melakukan pembebasan, mungkin mereka dibunuh atau diperbudak oleh kelompok radikal tersebut. Dan juga, para sandera tidak mendapati makanan dan tempat yang layak. Bisa jadi mereka mengalami trauma berat.

                Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi, menurut saya setiap orang yang ingin berdagang atau membawa muatan atau apalah itu yang mengarah keluar wilayah Indonesia, sebaiknya dijaga oleh Pasukan Militer Indonesia boleh itu TNI, Kopassus dan yang lain-lain Atau orang yang ingin berlayar keluar wilayah Indonesia dibekali senjata yang sewajarnya.  Karena menurut saya, jika itu tidak dilakukan memungkinkan untuk para bajak laut / kelompok radikal akan melancarkan aksinya. 



Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/ini-kronologi-lengkap-10-wni-disandera-hingga-dibebaskan-abu-sayyaf.html

0 komentar:

Posting Komentar

Comments