(ROA) DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
(Studi
Pada PT.Indofood Sukses Makmur Tbk dan Anak Perusahaan Tahun 2009-2011)
RIZAL FATAHILLAH
MANAJEMEN INFORMATIKA
Email : Rizalfatahillah77@gmail.com
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan Anak
Perusahaan dengan Return On Asset
(ROA) dan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk dan Anak Perusahaan dengan Economic
Value Added (EVA). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
dasarnya perusahaan telah mampu memenuhi harapan dari para penyandang dana atau
para investor baik kreditur maupun pemegang saham (share holder), yakni dengan mengelola aktivanya seoptimal mungkin
sehingga mampu menghasilkan laba yang diinginkan, memberikan keuntungan bagi
para pemilik modal, dan memenuhi tingkat pengembalian atas setiap modal yang
mereka tanamkan dalam perusahaan. Penerapan Economic Value Added (EVA)
sebagai salah satu alat penilai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan
sebagai pendukung Return On Asset (ROA) yang tidak memperhatikan unsur
biaya modal. Penerapan EVA lebih kepada laba riil perusahaan yang diukur dengan
kemampuan perusahaan dalam memberikan tingkat pengembalian yang tinggi bagi
investor. EVA digunakan untuk mengukur prestasi manajer keuangan dalam memenuhi
permintaan investor untuk menghasilkan keuntungan berdasarkan Cost of Capital. Berdasarkan hasil
analisis EVA yang telah dilakukan selama tahun 2009-2011, tingkat EVA PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk dan Anak Perusahaan mengalami peningkatan. EVA pada
tahun 2009 yaitu sebesar Rp 907.831.600.000,-, tahun 2010 sebesar Rp
1.716.885.600.000,-, dan tahun 2011 yaitu sebesar Rp 1.765.570.500.000,-. Dari
hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa secara keseluruhan kinerja
keuangan perusahaan dengan metode EVA sangat baik, Karena telah berhasil
mencapai nilai yang positif, sehingga dapat disimpulkan perusahaan ini telah
menghasilkan nilai tambah ekonomis selama tiga periode yaitu 2009-2011. Hal ini
berarti bahwa manajer keuangan perusahaan dapat memenuhi besarnya tingkat
pengembalian yang diharapkan oleh para investor, baik kreditur maupun para
pemegang saham.
PENDAHULUAN
Perubahan
yang pesat di segala bidang dewasa ini menyebabkan terjadinya berbagai revolusi
pemikiran di bidang ilmu pengetahuan, tidak terkecuali di bidang ekonomi dan
bisnis, sehingga mendorong individu maupun perusahaan untuk berlomba-lomba
bersaing untuk mencapai tujuan yaitu mampu menguasai pasar dan mencapai profit
yang diharapkan. Salah satu upaya yaitu meningkatkan kinerja keuangan
perusahaan agar mencapai tujuan yang diinginkan. Ukuran yang dipakai dalam
menilai kinerja perusahaan sangatlah beragam dan berbeda-beda dari satu
industri ke industri lainnya tergantung pada aktifitas pokok perusahaan
seperti: keuangan, produksi, sumber daya manusia, pemasaran, dan masih banyak
lagi kegiatan lainnya.
Analisis
rasio keuangan ini merupakan salah satu cara pemrosesan dan penginterpretasian
informasi akuntansi yang menjelaskan hubungan antara angka yang satu dengan
angka yang lain dari suatu laporan keuangan. Analisis rasio keuangan juga dapat
berfungsi sebagai alat informasi atau pertimbangan dari para investor dan
kreditor untuk membuat keputusan dan pertimbangan tentang pencapaian perusahaan
dan sebagai tolok ukur di masa datang. Menurut Syamsudin (1987:38) secara umum
pengukuran nilai perusahaan dapat diukur dengan menggunakan analisis rasio
keuangan yang dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu rasio likuiditas dan
aktivitas, debt ratio dan rasio
profitabilitas. Rasio likuiditas dan aktivitas ditekankan pada data yang
berasal dari neraca, debt ratio
ditekankan pada data yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi, sedangkan
rasio profitabilitas ditekankan pada data yang berasal dari laporan laba rugi.
Pengukuran nilai perusahaan dapat dilihat dari imbal hasil (penghasilan) bagi
aset yaitu Return On Asset (ROA) dan
bagi ekuitas yaitu Return On Equity
(ROE), jadi apabila rasio tersebut meningkat maka kinerja keuangan perusahaan
dikatakan membaik.
Menurut
Tandelilin (2010:372) Return On Asset menggambarkan
sejauh mana kemampuan aset – aset yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan
laba. Return On Asset (ROA) merupakan
bagian dari rasio profitabilitas dalam analisis laporan keuangan atau
pengukuran kinerja keuangan perusahaan dan merupakan bentuk yang paling mudah
dari analisis profitabilitas dalam menghubungkan laba bersih setelah pajak yang dilaporkan terhadap total aktiva.
Konsep
EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai perusahaan
dan menilai kinerja keuangan perusahaan dengan adil yang diukur dengan
mempergunakan ukuran tertimbang dari struktur modal awal yang ada. Economic Value Added merupakan sebuah
ukuran laba ekonomis yang dapat ditentukan dari selisih antara Laba Bersih
Operasional Setelah Pajak (Net Operating
Profit After Tax) NOPAT dengan biaya modal. Biaya modal ini ditentukan
melalui biaya rata-rata tertimbang dari hutang dan ekuitas (Weight Average of Debt and Equity Capital)
WACC dan jumlah dari modal yang digunakan (Steward & Co:1993). Economic Value Added (EVA) tersebut
berpijak dari konsep biaya modal. Biaya modal (Cost of Capital) merupakan biaya yang harus dikeluarkan atau
dibayar oleh perusahaan untuk mendapatkan modal yang dipergunakan untuk
investasi perusahaan, karenanya Economic
Value Added (EVA) memiliki keterkaitan dengan nilai perusahaan dibandingkan
dengan analisis tradisional seperti Return
on Assets (ROA) dan rasio lainnya. Dengan menggunakan indikator Return On Assets (ROA) dan Economic Value Added (EVA) yang
merupakan alat pengukur kinerja keuangan perusahaan, para pemegang saham dapat
mengetahui seberapa jauh efektifitas perusahaan dalam beroperasi. Sehingga
dapat dijadikan alat untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi bagi para
investor sehingga dapat tercermin dari kemampuan perusahaan memberikan return saham kepada para pemegang saham.
Pengukuran
kinerja keuangan berdasarkan analisis Return
On Assets (ROA) dan Economic Value
Added (EVA) diharapkan dapat memberikan gambaran tentang kondisi dan
perkembangan perusahaan baik masa lalu, sekarang, dan kecenderungan di masa
yang akan datang. Alasan lain pemilihan objek penelitian ini karena laporan
keuangan perusahaan yang terdaftar di BEI telah diaudit sehingga keakuratannya
terjamin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur
kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang Listing di Bursa Efek Indonesia dengan Return On Asset (ROA) dan untuk
mengukur kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk yang Listing di Bursa Efek Indonesia dengan Economic Value Added (EVA)
KAJIAN PUSTAKA
Kinerja Keuangan
Perusahaan
Pengertian kinerja menurut Mulyadi (2001:415)
adalah “Peniliaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standard, dan
kriteria yang ditetapkan sebelumnya”. Sedangkan menurut Stoner, Freeman dan
Gilbert Junior (2005:9) menyatakan bahwa: “Management
performance is the measure of hoe eficient and effective a manager is how well
he or she determines and achieves appropriate objectiveness”.
Mulyadi (2001:434) menjelaskan tiga
macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif,
yaitu sebagi berikut:
1. Ukuran
Kinerja Tunggal (Single Criterion)
Ukuran kinerja yang hanya
menggunakan suatu macam ukuran untuk menilai kinerja manajer.
2. Ukuran
Kinerja Beragam (Multiple Criterion)
Ukuran kinerja yang menggunakan
berbagai macam ukuran untuk menilai kinerja manajer.
3. Ukuran
Kinerja Gabungan (Composite Criterion)
Ukuran kinerja yang menggunakan berbagai
macam ukuran, memperhitungkan bobot masing-masing ukuran dengan menghitung
rata-ratanya sebagai ukuran menyeluruh kinerja manajer.
Dari kedua definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa kinerja adalah ukuran efektifitas dan efisiensi operasional
suatu perusahaan atau organisasi, bagian organisasi atau perusahaan, dan
karyawan dalam mencapai tujuan.
Konsep Return On Asset (ROA)
Dalam menentukan nilai suatu perusahaan
para investor masih menggunakan indikator rasio keuangan untuk melihat tingkat
pengembalian yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada investor. Para
investor menggunakan rasio keuangan untuk dapat mengukur tingkat pengembalian
yang ada. Salah satu alat ukur finansial yang umum digunakan adalah Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) merupakan bentuk
paling mudah dari analisis profitabilitas
dalam menghubungkan laba bersih setelah pajak yang dilaporkan terhadap
total aktiva. Pengertian Return On Asset
menurut Riyanto (2001:329) adalah: “Rasio yang mengukur kemampuan dari modal
yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor (pemegang obligasi dan
saham)”. Adapun pengertian Return On Asset (ROA) menurut Hanafi dan Halim
(2004:60) adalah “Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah
disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut”. Return On Asset (ROA) yang positif
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi,
perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila Return On Asset (ROA) yang negatif
menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapat
kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai Return On Asset yang tinggi, maka perusahaan tersebut berpeluang
besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri. Tetapi sebaliknya, jika
total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan
akan mengalami kerugian dan akan menghambat peertumbuhan modal sendiri.
Jadi
dapat disimpulkan bahwa, Return On Asset
(ROA) adalah salah satu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dan alat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan.
Konsep Economic Value Added (EVA)
Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan suatu konsep penilaian kinerja
keuangan perusahaan yang dikembangkan oleh Stewart & Co, sebuah perusahaan
konsultan manajemen keuangan di Amerika Serikat. Menurut Widayanto (1994:188) “Konsep
EVA membuat perusahaan lebih memfokuskan perhatian ke upaya penciptaan nilai
perusahaan dan menilai kinerja keuangan perusahaan secara adil yang diukur
dengan menggunakan ukuran tertimbang (weighted)
dari struktur modal awal yang ada”. Sedangkan pengertian Economic Value Added (EVA) menurut Widyanto (1993:115) adalah “EVA
dilandasi konsep bahwa dalam pengukuran laba suatu perusahaan kita harus adil
mempertimbangkan harapan setiap penyedia dana (kreditur dan pemegang saham).
Derajat keadilan tersebut dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur
modal yang ada. Untuk itu perlu pemahaman mengenai konsep biaya modal (cost of capital)”.
Menurut Tunggal (2008:1) “Economic Value Added adalah suatu sistem
manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomi dalam suatu perusahaan, yang
menyatakan bahwa kesejahteraan harga hanya dapat tercipta jika perusahaan mampu
memenuhi semua biaya operasi (operating
cost) dan biaya modal (cost of
capital)”. EVA yang positif menunjukkan bahwa manajemen perusahaan berhasil
meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan
manajemen keuangan memaksimumkan nilai perusahaan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
EVA merupakan suatu analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang
realistis dari operasi perusahaan, dan EVA menggunakan biaya modal dalam
perhitungannya. Selain itu EVA juga mempertimbangkan dengan adil harapan para
penyandang dana, melalui perhitungan biaya modal tertimbang dari struktur modal
perusahaan. Konsep EVA merupakan suatu konsep baru yang berangkat dari konsep
lama yaitu biaya modal (cost of capital).
Konsep ini merupakan suatu konsep yang digunakan untuk mengetahui berapa biaya
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan sebagai akibat dari penggunaan dana
untuk pembelian barang dan modal ataupun modal kerja. Pengertian biaya modal
itu sendiri menurut Van Home dan Wachowicz (1992:432) adalah : “Cost of Capital is the required rate of
return on the vurious types of financing”.
Penerapan Economic Value Added (EVA) dan Return On Asset (ROA) Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Perusahaan
Secara umum Economic Value Added (EVA) dan Return
On Asset (ROA) dianggap sebagai pengukur kinerja keuangan suatu perusahaan.
Berkaitan dengan Economic Value Added
(EVA) sebagai alat ukur kinerja yang mempertimbangkan para investor terhadap
investasi yang akan dilakukan, maka Economic
Value Added (EVA) mengidentifikasi seberapa jauh perusahaan telah
menciptakan nilai bagi pemilik perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan
bahwa perusahaan semakin efektif dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan
laba bersih setelah pajak. Dengan demikian, semakin tinggi Return On Asset (ROA) kinerja keuangan perusahaan akan semakin
efektif. Hal ini selanjutanya akan meningkatkan daya tarik perusahaan terhadap
investor. Hal ini tersebut juga akan meningkatkan nilai dari suatu perusahaan.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan pada
permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka fokus penelitian dalam skripsi
ini adalah sebagai beikut:
1. Return On Asset (ROA)
Return On Asset (ROA)
adalah salah satu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan perusahaan dan alat untuk mengukur kemampuan manajemen dalam
menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan. Dapat dinyatakan
dengan rumus:
ROA = (laba bersih setelah pajak : total aktiva) x 100%
2. Economic Value Added (EVA)
EVA merupakan
suatu analisis finansial untuk menilai profitabilitas yang realistis dari
operasi perusahaan, dan EVA menggunakan biaya modal dalam perhitungannya. Dapat
dinyatakan dengan rumus :
EVA
= NOPAT- (WACC x Invested Capital)
3. Perkembangan
EVA dan ROA PT Indofood Sukses Makmur Tbk
Langkah-langkah
analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Menilai
kinerja keuangan dengan metode Return On Asset (ROA)
Cara perhitungan dari metode Return On
Asset (ROA) ini adalah sebagai berikut:
Return On
Asset = (laba bersi setelah pajak : total aktiva ) x 100%
2. Menilai
kinerja keuangan dengan metode Economic Value Added (EVA)
Berikut ini adalah cara-cara
menghitung Economic Value Added (EVA) :
a.
Menghitung biaya modal hutang (Kd)
a) Before
tax basis
Kb = beban bunga : jumlah utang jangka panjang
b) After
tax basis
Kd = kb(1-t)
b.
Menghitung biaya modal saham (Ke)
Ke = (Di : pO) + g
a) Menghitung
tingkat pertumbuhan dividen (g)
g = ROE x b
b) Menentukan
plow back ratio (b)
b = 1 – dividend pay out ratio
c.
Menghitung struktur modal dari neraca
d.
Menghitung biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC) dan ongkos biaya modal tertimbang
WACC =
(komposisi modal hutang x Kd) + (komposisi modal saham x Ke)
e.
Menghitung EVA dan menganalisis
bagaimana EVA digunakan sebagai alat alternatif pendukung untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan
3.
Mendiskripsikan perkembangan Economic Value Added (EVA) dan Return On Asset (ROA) dalam menilai
kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk periode Tahun 2009-2011.
4. Menarik
kesimpulan tentang penggunaan metode Return
On Asset (ROA) dan Economic Value
Added (EVA) dalam menilai kinerja keuangan PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk periode Tahun 2009-2011.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Return On Asset (ROA) PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk
Tabel 1. Return On Asset PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk dan
Anak Perusahaan Tahun 2009-2011 (Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun
|
Laba
Bersih Setelah Pajak
|
Total
Aktiva
|
ROA
|
Perubahan
|
2009
|
2.856.781
|
40.382.953
|
7,074%
|
-
|
2010
|
3.934.808
|
47.275.955
|
8,323%
|
1,158%
|
2011
|
4.891.673
|
53.585.933
|
9,129%
|
0,806%
|
Sumber : Data Diolah,
2013
Berdasarkan tabel 1
menjelaskan tentang hasil perhitungan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
dan Anak Perusahaan selama tahun 2009-2011. ROA mengalami peningkatan, peningkatan
terbesar terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 9,129%. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kemapuan manajemen perusahaan dalam mengelola aktiva serta meningkatnya
investasi merupakan hasil kinerja perusahaan yang baik, karen asemakin tinggi
tingkat ROA maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan.
Analisis Economic Value Added (EVA)
EVA
tidak hanya berdasarkan perhitungan akuntansi, namun juga mempertimbangkan
biaya modal yang dihitung secara ekonomis. Adapun rumus untuk menghitung EVA
adalah laba operasi setelah pajak dikurangi dengan biaya modal dari seluruh
modal yang digunakan untuk menghasilkan laba. Laba operasi setelah pajak atau
NOPAT diperoleh dari mengurangkan EBIT dengan beban pajak, setelah WACC dan
biaya modal diketahui, berikut ini disajikan perhitungan EVA dalam tabel:
Tabel
2. Perhitungan Economic Value Added
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan Anak Perusahaan Tahun 2009-2011 (Dalam
Jutaan Rupiah)
Keterangan
|
2009
|
2010
|
2011
|
EBIT
|
4.623.707
|
6.296.063
|
6.851.019
|
Beban
pajak
|
(1.207.032)
|
(1.497.567)
|
(1.460.716)
|
NOPAT
|
3.416.675
|
4.798.496
|
5.390.303
|
Biaya
modal tertimbang (Rp)
|
(2.508.843,4)
|
(3.081.610,4)
|
(3.624.732,5)
|
EVA
(Rp)
|
907.831,6
|
1.716.885,6
|
1.765.570,5
|
Sumber: Data diolah, 2013
Berdasarkan
tabel 2 dapat diketahui nilai EVA dari tahun 2009, 2010, dan 2011. Selanjutnya
akan dilakukan interpretasi untuk mengetahui bagaimana kinerja operasi
perusahaan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan Anak Perusahaan tahun 2009-2011.
Interpretasi Hasil Economic Value Added (EVA) PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk dan Anak Perusahaan Tahun 2009-2011
Berdasarkan
hasil perhitungan EVA pada tabel, maka dapat diperoleh informasi bahwa kinerja
keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan Anak Perusahaan pada tahun 2009
adalah sebesar Rp 907.831,6, tahun 2010 sebesar Rp 1.716.885,6 dan pada tahun
2011 adalah sebesar Rp 1.765.570,5. Dapat dilihat bahwa nilai EVA PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk dan Anak Perusahaan meningkat setiap tahunnya, hal ini
menunjukkan kinerja perusahan yang semakin meningkat. tingkat biaya atau
tingkat pengembalian yang dituntut investor, keadaan ini menunjukkan bahwa
perusahaan mampu menciptakan nilai (create
value). Semakin besar nilai EVA maka harapan pemegang saham (investor)
dapat terpenuhi dengan baik, yang artinya pemegang saham (investor) telah
mendapatkan pengembalian investasi yang sama atau bahkan lebih dari yang telah
diinvestasikan sebelumnya.
Perkembangan Kinerja Keuangan Perusahaan Jika Diukur Dengan Economic Value Added dan Return On Asset
Hasil
dari penelitian secara keseluruhan memberikan gambaran bahwa penggunaan
analisis Return On Asset (ROA) dan
metode Economic Value Added (EVA)
dapat memberikan hasil yang saling mendukung untuk mengatasi adanya saling
keterbatasan. Keterbatasan yang paling mendasar adalah bahwa analisis ROA tidak
menghitungkan biaya modal (cost of
capital), sedangkan metode EVA menganggap bahwa tidak ada modal yang
gratis. Semua modal yang digunakan untuk operasional perusahaan dihitung
menjadi biaya.
Peniliaian
kinerja keuangan dengan ROA menunjukkan keadaan perusahaan yang baik karena
dari tahun 2009-2011 ROA meningkat, begitupula bila dihitung dengan metode EVA,
dari tahun 2009-2011 EVA meningkat dan hal tersebut dikatakan bahwa kinerja
keuangan perusahaan baik. Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan
Anak Perusahaan Tahun 2009-2011 (Dalam jutaan rupiah) berdasarkan perhitungan
EVA adalah sebagai berikut:
Tahun
|
EVA
|
Keterangan
|
2009
|
907.831,6
|
EVA > 0, berarti kinerja
keuangan yang dicapai PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dapat meningkatkan kesejahteraan
para pemegang saham. Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
dikatakan baik.
|
2010
|
1.716.885,6
|
EVA > 0, berarti kinerja
keuangan yang dicapai PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dapat meningkatkan
kesejahteraan para pemegang saham. Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk dikatakan baik.
|
2011
|
1.765.570,5
|
EVA > 0, berarti kinerja
keuangan yang dicapai PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dapat meningkatkan
kesejahteraan para pemegang saham. Kinerja keuangan PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk dikatakan baik.
|
Sumber:
Data diolah, 2013.
Penilaian
kinerja keuangan perusahaan dengan metode Economic Value Added (EVA)
menyebabkan perhatian pihak manajemen terfokus pada kepentingan pemegang saham
(investor). Melalui EVA, manajemen perusahaan akan bertindak seperti pemegang
saham (investor), yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat
pengembalian dan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai perusahaan
dapat dimaksimumkan. EVA juga membuat manajemen perusahaan lebih memperhatikan
kebijakan struktur modal karena dalam perhitungan EVA memaksukkan unsur biaya
modal atas ekuitas, dengan kata lain penerapan metode EVA dalam perusahaan akan
menunjukkan penggunaan biaya modal (cost
of capital) perusahaan yang sesungguhnya.
Penggunaan
analisis Return On Asset (ROA) dan
metode Economic Value Added (EVA)
dapat memberikan hasil yang saling mendukung, dengan demikian keduanya dapat
diterapkan secara bersama untuk saling melengkapi dalam penilaian kinerja
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Analisis ROA dapat memberikan gambaran
mengenai kinerja keuangan perusahaan secara historis dengan menggunakan time series analysis, sedangkan metode
EVA dapat memberikan kinerja keuangan perusahaan yang berdasarkan nilai (value)
karena EVA adalah ukuran nilai tambah ekonomis yang dihasilkan oleh perusahaan
sebagai akibat dari aktivitas atau strategi manajemen.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Analisis yang
digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yaitu Return On Asset (ROA). Hasil perhitungan ROA PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk dan Anak Perusahaan sudah dapat dikatakan baik karena hasil
perhitungan ROA dari tahun 2009-2011 meningkat yaitu pada tahun 2009 sebesar
7,074%, tahun 2010 sebesar 8,323%, dan tahun 2011 sebesar 9,129%. Berdasarkan
hasil yang telah diperoleh tersebut, menunjukkan bahwa pada dasarnya perusahaan
telah mampu memenuhi harapan dari para penyandang dana atau para investor baik
kreditur maupun pemegang saham (share
holder), yakni dengan mengelola aktivanya seoptimal mungkin sehingga mampu
menghasilkan laba yang diinginkan, memberikan keuntungan bagi para pemilik
modal, dan memenuhi tingkat pengembalian atas setiap modal yang mereka tanamkan
dalam perusahaan.
Penerapan Economic Value Added (EVA) sebagai salah
satu alat penilai kinerja keuangan perusahaan dapat digunakan sebagai pendukung
Return On Asset (ROA) yang tidak
memperhatikan unsur biaya modal. Penerapan EVA lebih kepada laba riil
perusahaan yang diukur dengan kemampuan perusahaan dalam memberikan tingkat
pengembalian yang tinggi bagi investor. EVA digunakan untuk mengukur prestasi
manajer keuangan dalam memenuhi permintaan investor untuk menghasilkan
keuntungan berdasarkan Cost of Capital.
Berdasarkan hasil analisis EVA yang telah dilakukan selama tahun 2009-2011,
tingkat EVA PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dan Anak Perusahaan mengalami
peningkatan. EVA pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 907.831.600.000,-, tahun 2010
sebesar Rp 1.716.885.600.000,-, dan tahun 2011 yaitu sebesar Rp
1.765.570.500.000,-. Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa secara
keseluruhan kinerja keuangan perusahaan dengan metode EVA sangat baik, Karena
telah berhasil mencapai nilai yang positif, sehingga dapat disimpulkan
perusahaan ini telah menghasilkan nilai tambah ekonomis selama tiga periode
yaitu 2009-2011. Hal ini berarti bahwa manajer keuangan perusahaan dapat
memenuhi besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan oleh para investor, baik
kreditur maupun para pemegang saham.
Saran
Hasil yang telah
diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan analisis Return On Asset (ROA) dan Economic
Value Added (EVA) sebagai pendukung hendaknya mampu mendorong perusahaan
agar dapat meningkatkan kinerja keuangannya menjadi lebih baik lagi di masa
yang akan datang.
Dalam mengukur
kinerja keuangan perusahaan sebaiknya perusahaan tidak hanya menggunakan
analisis Return On Asset (ROA) yang
hanya menilai dari segi operasional, tetapi juga perlu menerapkan Economic Value Added (EVA) sebagai
pendukung untuk menciptakan nilai tambah dan memberikan tingkat pengembalian
sesuai harapan investor.
Hasil EVA yang
positif hendaknya mampu mendorong perusahaan agar dapat meningkatkan kinerja
keuangannya menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendekatan EVA dapat
lebih dikenal dan diterapkan oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi,
Mamduh M. 2008. Manajemen Keuangan
Edisi 1. Yogyakarta: BPFE.
Hanafi
Mamduh M dan Abdul Halim. 2009. Analisis Laporan
Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YPKN.
Halim,
Abdul. 2007. Manajemen Keuangan Bisnis.
Bogor: Ghalia Indonesia.
Ikatan
Akuntansi Indonesia. 2012. “PSAK No 1 revisi 2009”, diakses pada tanggal 15
Oktober 2012 dari http:
//staff.blog.ui.ac.id/maitani/files/2011/04/ED-PSAK-1.pdf.
Ikatan
Akuntansi Indonesia. 2012. “PSAK 2 Tahun 2009, diakses pada tanggal 20 Januari
2012 dari http: //ebookdatabase.net/p/PSAK-2.
Putu
Wiagustini, Ni Luh. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Denpasar:
UdayanaUnversity Press.
Ross,
Westerfield dan Jordan. 2009. Pengantar
Keuangan Perusahaan Finance Fundamentals, Buku 1 Edisi 8. Jakarta: Salemba
Empat.
Sawir,
Agnes. 2011. Analisis Kinerja Keuangan
dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Syamsuddin,
Lukman. 2009. Manajemen Keuangan
Perusahaan. Jakarta: Rajawali Pers.
Winarni
F dan Sugiyarso G. 2005. Manajemen Keuangan.
Yogyakarta: Media Presindo.
Young,
S David dan Stephen O’Byrne. 2001. EVA
dan Manajemen Berdasarkan Nilai (Panduan Praktis untuk Implementasi), Edisi
1. Jakarta: Salemba Empat.
0 komentar:
Posting Komentar